December 23, 2011

Yaumul barakah~

Salam sayyidul ayyam, salam Jumaat penuh barakah. Kukira hari ini merupakan hadiah, selepas berhari-hari melewati fasa kritikal sebagai seorang pelajar. Langit kelihatan lebih biru dari biasa, walaupun hujan. Menamatkan satu cerita, pasti bersambung cerita seterusnya. Mencongak apakah yang bakal terjadi di episod depan...

Merenung masjid UIAM Kuantan dari kejauhan. Alhamdulillah, tidaklah sia-sia penantian 4 tahun ini. Sempat jua bersujud di dalam rumah Allah, yang begitu menenangkan. Terdetik di hati satu hadith menggetarkan.


قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ، فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ، الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ، اجْتَمَعَا عَلَيْهِ، وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ، وَجَمَالٍ، فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى، حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا، فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ.

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw : “Tujuh Golongan yg dinaungi Allah dihari kiamat yg tiada tempat berteduh selain yg diizinkan Nya swt, Pemimpin yg Adil, dan pemuda yang taat dengan beribadah pada Tuhannya, dan orang yang hatinya mencintai masjid, dan dua orang yang saling menyayangi karena Allah, bersatu karena Allah dan berpisah karena Allah, dan orang yang diajak berbuat hina oleh wanita cantik dan kaya namun ia berkata : Aku Takut pada Allah, dan orang yang bersedekah secara sembunyi, hinggakan tangan kiri tidak tahu apa yang diberi tangan kanannya, dan orang yangg ketika mengingat Allah dalam sendirian hingga berlinang airmatanya” (Shahih Bukhari)


Menghitung letak duduknya diri. Dimana aku, dimana kita?


Taatkah dalam ibadah? Cintakah pada masjid? Adilkah sebagai pemimpin? Benarkah sayang kerana Allah? Akankah mampu seorang pemuda menolak godaan wanita cantik, dan berkata sesungguhnya aku takutkan Allah? Ikhlaskah dalam sedekah? Pernahkan menangis kerana ingatkan Tuhan?


.......................................................


Meniti pendakian
Lihatlah hamba mendekatiMu
Mengemis setitis cinta
Menyubur ketandusan jiwa

Rahmatmu seluas langit dan bumi
Tak pernah diragu
Cuma diri terlalu malu
Menghadapmu, tak terpikul dosaku

Bicara rahsia dilantunkan
Dalam hening
Munajat ini tidak semerdu Adawiyah
Tapi penuh harapan
Merdekakan aku dari palsu
Bebaskan segenap hati dari penjara kesempitan
Kepada keluasan rahmat abadi

Tuhan,
Bilamana Kau tidak peduli
Aku bukan lagi aku.



Sutera di taman raudhah.

No comments: