June 25, 2012

Semua tentang kita

Akhir-akhir ini terjumpa ramai teman-teman lama dan adik-adik, setelah hampir 10 tahun hilang jejak. Secara tidak langsung mengembalikan semula segala cerita lama. Cerita suka, duka, cerita yang akan segar sepanjang hayat. Segar seperti nailofar. Hidup subur di sudut hati terdalam.


"Cepat tengok kat luar ada bulan"
"Jom stay up malam ni"

"Nah, suka warna hijau kan?"
"Macam mana nak jadi seorang yang tenang?"
"Tau tak lagu semua tentang kita?"



Indahnya kenangan itu. Temanku yang sangat manis, namanya A***, mengingatnya sahaja membuat hati tersenyum. Kami mula rapat sejak pertukaran kelas, tak silap sejak tingkatan 5. Orangnya sangat ceria dan manis. Sebelum itu hanya sekadar kenal, tapi sejak duduk bersebelahan, kami menjadi sangat akrab. Aku yang misteri + dia yang memahami. Kombinasi yang padu.

Temanku peminat tegar kumpulan Peterpan. Pertama kali mendengar nama tersebut sebab Peterpan tu macam nama fairytale aku blur! Bukannya ambik kisah sangat pun benda-benda camtu. Tapi dia siap letak lirik lagu atas meja dia, dan nyanyi untuk aku. Hee.

Suatu malam, kami sama-sama merenung bintang, bercerita soal masa depan, so random. Kemudian sama-sama menyanyi semua tentang kita. Walaupun kami berbeza ibarat langit dan bumi, hakikatnya kami saling melengkapi. Dan temanku itu merupakan anugerah terindah dari Allah.

Senyum lagi.

“ Seseorang itu adalah mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti siapa yang menjadi temannya” (H.R Abu Daud)



Menurut satu perumpamaan: Berteman dengan penjual minyak wangi kita akan ikut wangi, dan jika berteman dengan tukang besi kita akan mendapatkan bau asap dan percikan api.

Namun ianya sia-sia jika kita sekadar mengharap bau wangi dari sahabat, tanpa diri kita sendiri berusaha untuk mewangikan diri (dengan kata lain, menghias diri dengan akhlak terbaik, dan terlebih dahulu berbuat baik pada sahabat).

Bukankah tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah?

Umumnya, kita lebih suka menerima tanpa berusaha untuk memberi. Kita inginkan sahabat setia dalam susah dan senang, namun culas dalam menunaikan hak sahabat yang memerlukan. Kita mengeluh beranggapan tiada sahabat yang memahami, namun bicara tiada adab bak sembilu, melukai mereka.

Justeru, dengan memberi kita akan menerima. Alhamdulillah, di sepanjang hayat ini telah ramai kutemui sahabat2 yang sudi berkongsi susah dan senang. Siapa pun mereka, dari mana pun, walau fikrah berlainan, bukan halangan untuk menjalin ikatan hati yang suci. Dan tiada balasan yang lebih kita harapkan selain redha Allah.

Sehingga kini, aku masih percaya, biar pun...pernah ada luka yang hadir atas nama persahabatan.

.....................................................................................

  Semua tentang kita

Waktu terasa semakin berlaluTinggalkan cerita tentang kitaAkan tiada lagi kini tawamuTuk hapuskan semua sepi di hati
Ada cerita tentang aku dan diaDan kita bersama saat dulu kalaAda cerita tentang masa yang indahSaat kita berduka saat kita tertawa
Teringat di saat kita tertawa bersamaCeritakan semua tentang kita
Ada cerita tentang aku dan diaDan kita bersama saat dulu kalaAda cerita tentang masa yang indahSaat kita berduka saat kita tertawa

No comments: