August 5, 2010

Sebuah harapan

Betapa aku dambakan kesabaran setinggi Rasulullah tatkala diletakkan duri di jalanan serta dilemparkan batu di Thaif.


Betapa aku ingin menjadi setenang Mus'ab bin Umair tatkala didatangi Usaid bin Udair yang membawa tombaknya.


Betapa aku ingin menjadi seberani Saidina Ali yang tidur di pembaringan Rasulullah semasa peristiwa hijrah.


Betapa aku mahu menjadi setekad Tariq bin Ziyad yang membakar kapal2 layar setelah tibanya di bumi Sepanyol.


Agar diri diperlaku selayaknya manusia yang punya sesuatu yang bernama hati. Bukannya seperti boneka yang hanya dijadikan permainan kala sunyi. Bukan jua sesuatu yang sewenangnya ditolak tepi. Terpulanglah bagaimanapun penafsirannya. Teruskanlah dengan apa jua anggapan. Andai dirungkaikan, terlalu banyak mudarat yang akan terjadi. Jika ini tarbiyah dariMu untuk diri bangkit menjadi manusia baru, aku rela. Walau di akhirnya diri harus menanggung sinisnya pandangan manusia yang tidak mengerti. Biarlah, andai itu syarat menuju redha Ilahi...




Cepatlah cuti~~~

3 comments:

Anonymous said...

Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)

SuTeRa said...

to anonymous: insyaAllah..masih berusaha mendidik hati...

Anonymous said...

to SuTeRa: insyaAllah. Semoga ramadhan yang akan tiba menjadi medan untuk Una melatih hati. ^^